Cerita Dewasa Isteri Muda Kesepian
Inilah
sebuah kisah perselingkuhan, cerita dewasa isteri muda kesepian yang
melampiaskan nafsu birahinya dengan laki-laki lain karena sang suami
lebih sibuk dengan isteri tua atau bini pertamanya. Daripada ia membatin
dan hasrat seksnya tidak tersalurkan, ia pun ngentot dengan laki-laki
lain hingga hamil. Berikut adalah cerita lengkapnya!
Aku seorang wanita (sebut saja Melati)
umurku saat ini 30 th. Perawakanku terbilang kecil dengan tinggi 153 cm
dan berat 40kg. Aku boleh dikatakan sangat menjaga diri, bahkan aku
selalu mengenakan busana muslimah dengan rapat setiap keluar rumah.
Itulah sebabnya kulitku selalu kelihatan putih terawat meskipun aku
tidak pernah melakukan perawatan diri ke salon kecantikan. Bahkan
teman-temanku mengatakan kalau wajahku masih seperti anak kuliahan. Aku
tinggal di dekat lingkungan pesantren di kota J.
Kejadian ini bermula tahun 2005 saat aku
menikah dengan seorang yang telah beristri, dan aku menjadi istri
keduanya waktu itu. Suamiku ini sebenarnya baik dan mencintai aku. Dan
aku pun mencintai dia. Akan tetapi kehidupan rumah tanggaku biasa-biasa
saja. Hal itu terjadi mungkin karena pernikahanku sejak awal tidak atas
izin istri pertamanya. Sehingga perjalanan rumah tanggaku banyak terjadi
permasalahan dikarenakan hal itu. Suamiku pun pada akhirnya dihadapkan
pada pilihan yang sulit, sehingga tidak bisa berlaku adil kepada
istri-istrinya. Bahkan buat diriku sangat jarang dia bisa bermalam
bahkan hanya untuk satu malam saja. Pertemuanku dengan suami sangat
terbatas hanya pada siang hari saja, meskipun itu aku anggap cukup untuk
merajut kemesraan bersamanya. Akan tetapi lama kelamaan aku jadi sering
merasa kesepian. Hal itu cukup lama berjalan, tapi aku tetap berusaha
untuk sabar dan menerima semua ini sebagai sebuah takdir yang harus aku
jalani.
Aku bertetangga dengan seorang wanita
(sebut saja M) yang suaminya mempunyai bisnis di luar jawa. M kurang
lebih sama seperti aku, dalam hal pemahaman agama dan berbusana. Awalnya
kami sering bertemu dalam majelis pengajian di pesantren. Akhirnya kami
berkenalan dan kami merasa ada kecocokan. Mengingat M ini juga
ditinggal suaminya berbisnis di luar jawa, sehingga dia di rumah hanya
bersama ketiga anaknya yang masih kecil. Itulah sebabnya aku sering
bertandang ke rumahnya dan kami menjadi akrab. Dia baik sama aku, suka
membantu dan menolong.
Sampai suatu saat terjadilah musibah
gempa bumi yg mengerikan di kotaku. Musibah itu telah meluluhlantakkan
hampir seluruh rumah dan bangunan di desaku, termasuk rumahku.
Alhamdulillah aku selamat. Itulah awal dari persimpangan kisah hidupku.
Setelah musibah itu aku ditawari untuk tinggal di rumah M yang meskipun
sederhana namun selamat dari kerusakan parah dan masih layak ditempati.
Setelah itu aku jalani hari-hariku di rumah keluarga ini. Selang
beberapa hari setelah musibah itu suami M (sebut saja AH) pulang dan
akhirnya menutup usahanya di luar jawa demi untuk bersama keluarganya yg
sedang tertimpa musibah.
Aku menempati sebuah kamar yg sederhana.
Tempat tidur tanpa dipan dan ruang kamar itu tanpa pintu. Hanya ditutup
kain korden. Meski demikian, aku sangat bersyukur dalam kondisi sulit
seperti ini ada tetangga yg benar2 tulus mau membantu. Aku menjadi akrab
dengan mereka dan anak2nya. Setiap hari kami saling membantu
membereskan rumah dan pekerjaan-pekerjaan rumah lainnya serta mengurus
anak-anak AH.
Dua minggu setelah musibah itu aku
periksa ke bidan dan aku baru tahu kalau ternyata aku hamil 2 bulan.
Pantas saja, akhir-akhir ini badanku sering terasa capek dan malas untuk
beraktivitas seperti biasa. Aku sangat gembira dengan kehamilan
pertamaku ini. Aku berharap semoga dengan kehamilanku ini bisa menambah
perhatian suami terhadapku. Akupun menyampaikan kabar bahagia ini kepada
suamiku.
Hari2 berlalu…..
Namun harapanku akan perhatian suamiku
nampaknya harus aku pupus. Suamiku masih bersikap seperti biasanya. Dia
masih lebih perhatian pada istri pertamanya, sedangkan untuk diriku
tidak lebih sebatas kebutuhan-kebutuhan lahiriah yang dipenuhinya.
Akan tetapi aku sedikit terhibur dengan
keberadaanku di keluarga AH ini. Lama kelamaan kami menjadi seperti
keluarga yang cukup akrab.
Keakrabanku dengan AH dan keluarganya
terkadang membuat batas diantara kami menjadi longgar. Terlebih lagi
memang rumah keluarga AH ini tidak luas. Terkadang aku kepergok AH dalam
kondisi aku tanpa jilbab. Aku merasa risih sebenarnya, tapi mau gimana
lagi ?
Hari2 berlalu sejalan dengan keberadaanku di tengah2 keluarga mereka…
Suamiku seminggu sekali menjenguk aku di rumah AH ini. Terkadang kami keluar berdua, dan sorenya aku dipulangkan ke rumah AH.
Keadaan seperti itu berlangsung kira2 sebulan.
Sampai suatu hari, AH menyatakan sesuatu kepadaku yang cukup membuat aku terkejut.
Yang intinya memberikan harapan padaku
bahwa dia bersedia menikahi aku jika saja aku mau bepisah dg suamiku.
Aku terkejut bukan main atas niatnya itu. Awalnya aku menolak secara
halus. Tapi ketika dia mengatakan bahwa permasalahanku saat ini sudah
dia konsultasikan dengan para Kyai (di pesantren), dan semua menyarankan
dalam kondisi suamiku yang tidak bisa lagi berbuat adil maka lebih baik
berpisah saja. Saat itu aku mulai gamang…. Antara ya dan tidak.
Kadang aku merasa ada benarnya pendapat AH itu, tapi aku juga takut jika harus berpisah dengan suamiku, dan menyandang predikat janda.
Kadang aku merasa ada benarnya pendapat AH itu, tapi aku juga takut jika harus berpisah dengan suamiku, dan menyandang predikat janda.
Aku, M dan AH terkadang mendiskusikan
kondisiku saat itu. Dan dari sekian argumen yang kami ajukan, selalu
berujung pada kesimpulan “lebih baik berpisah daripada terdholimi
terus…”
Akan tetapi sampai sejauh itu, M belum
tahu jika AH sudah mempunyai niat untuk menikahi aku nantinya. AH bilang
kepadaku untuk sementara waktu menyimpan dulu hal itu sampai nanti dia
sendiri yang akan menyampaikan ke M kalau waktunya tepat.
Dari seringnya kami bertukar pikiran,
dan terkadang di situ ada saat saling curhat diantara kami, aku semakin
merasa tentram. Sedikit demi sedikit tanpa aku sadari aku merasa
mendapat sandaran baru. Sebuah sandaran yang bisa memberikan rasa tenang
dan bisa menerima aku. Sementara itu sandaran lamaku aku rasakan mulai
usang, dan menjadi hambar bahkan kadang menyakitkan.
Suatu malam ketika aku tertidur sangat
lelap (mungkin karena kecapekan dan kondisi kehamilanku)…. Tiba2 aku
merasakan ada sensasi hangat menjalar ke seluruh tubuhku….. Antara sadar
dan tidak, aku merasa suamiku mendatangi aku…. Akupun menyambutnya
dengan perasaan sangat bahagia, bagaikan orang yang telah lama tidak
berjumpa dan memendam rindu yang sangat dalam…
Dia mulai mencumbuiku, dari ujung
kaki….naik ke betis, lalu paha dan akhirnya ke bagian yg paling
sensitive.. Dia cumbui bagian itu dg lembutnya, sampai akupun merasakan
sensasi nikmat yg sangat.. Antara setengah sadar aku merespon semua itu
dengan birahiku yg mulai memuncak…
Setelah itu aku rasakan dia melepas
celana dalamku….akupun hanya pasrah…karena memang aku juga sudah sampai
puncak birahi.. Dia mencumbui bagian itu sampai akhirnya dalam keadaan
setengah sadar, aku merasakan kenikmatan yang sangat.. Sampai ketika aku
rasakan ada sesuatu yg mulai mendesak masuk ke kemaluanku, aku tersadar
dan membuka mata….
Dan alangkah tekejutnya aku, karena ternyata yg berada di atas tubuhku adalah… AH..
Kaget, malu, marah dan apalah namanya
berkecamuk jadi satu.. Dia langsung membekap mulutku, sambil setengah
mengancam dan berbisik…”Jangan teriak..!”
Aku langsung sadar, kalau aku berada di
rumah AH. Aku langsung sadar bahwa kenikmatan yang barusan aku rasakan
ternyata bukan mimpi. Spontan aku teringat istri dan anak2nya…ingat
keluarganya yg selama ini sudah baik padaku. Maka aku pun diam sejenak,
aku mencoba berpikir harus bagaimana…. Yang pasti aku tidak ingin
terjadi masalah dg keluarganya. Lalu aku mencoba meronta, akan tetapi
tenaganya jauh lebih kuat dariku. Dia menindih dengan kuat sambil
membekap mulutku…
Aku mencoba menutup kedua pahaku, tapi
dengan posisi AH yang sudah menindih dan berada diantara kedua pahaku,
aku mendapatkan kesulitan untuk itu. Kedua kaki AH mengunci kedua pahaku
untuk terus terbuka.
Aku mencoba mendorong tubuhnya, akan
tetapi tubuhku yang kecil nampaknya tidak memiliki cukup tenaga untuk
mendorong tubuh AH yang tinggi dan berotot itu…
Tangan kanannya terus membekap mulutku
dan tangan kirinya menekan tangan kananku. Tangan kiriku mencoba untuk
meronta, tapi semua itu sia-sia. AH terlalu kuat tenaganya. Lama
kelamaan aku lemas kehabisan tenaga…
Mungkin setelah dia rasa aku mulai lemah, dia mulai mengendorkan bekapannya.
Aku hanya bisa merintih memelas…”Abang…jangaaaann…”
“Jangaaann…” Aku terus memohon dengan memelas..
Akan tetapi rintihanku sia-sia, AH tetap
mempertahankan posisi itu dan mulai membelai kepalaku dan mencoba
mengecup bibirku… Dikulumnya bibirku, dan lidahnya berusaha menerobos
masuk. Aku berusaha mengatupkan kedua bibirku dengan kuat.
Perlahan-lahan tangan kirinya mulai meremas lembut payudaraku beberapa saat….
“Abang….tolong lepas….jangan abang….”
Aku terus memohon dengan rintihan yang pelan nyaris tak terdengar.
Bagaimanapun juga aku khawatir kalo aku sampai membangunkan M, yang
tentu akan memicu masalah yang lebih besar.
AH tidak juga bergeming, bahkan dia terus mempertahankan posisinya…
Setelah itu, aku rasakan kemaluannya
mulai mencari-cari jalan untuk menerobos liang senggamaku. Aku tersentak
dan berusaha menghindarinya. Akan tetapi dengan sisa-sisa tenagaku yang
tidak seberapa, usahaku sia-sia. Akhirnya, dengan dua atau tiga kali
dorongan dia menemukan liang itu dan mulai mendorong pelan kemaluannya
masuk lebih dalam lagi dan lagi…
“Sakiiit abang….” Aku merasakan agak
perih ketika kepala kemaluan AH mulai menerobos liang senggamaku. Dia
mendorong terus kemaluannya sampai akhirnya aku rasakan semua tenggelam
dalam liang senggamaku. Aku menahan nafas, dan AH menahan posisi itu
beberapa saat. Setelah dirasa aku agak tenang, AH meneruskan aksinya
dengan gerakan-gerakan yang lembut dan pelan-pelan….sambil terus
dibelainya kepalaku dan sesekali dikecupnya bibirku.
Kemaluannya terasa memenuhi seluruh
ruang di liang senggamaku, berbeda rasanya dengan punya suamiku.. terasa
lebih besar dan padat.. AH terus menariknya, dan mendorong dengan
gerakan yang lembut dan teratur…. berulang-ulang….
Pada awalnya aku merasakan perih di
liang senggamaku, barangkali karena keterkejutanku ketika aku tersadar
membuat nafsuku spontan hilang. Akan tetapi dengan kejadian yang sudah
berlangsung seperti itu lama-lama aku rasakan senggamaku mulai bisa
menerimanya. Cairanku pelan-pelan mulai membasahi dinding-dindingnya dan
otot-ototnyapun mulai merespon tanpa bisa aku tahan sedikitpun.
Beberapa kali kepala kemaluan AH terasa menyentuh mulut rahimku.. uh,
sedikit ngilu.. tapi nikmat.
Aku bingung, malu, takut, bercampur jadi satu dg sensasi aneh yg pelan-pelan mulai merasuki…
Sensasi aneh yang membuat aku bingung. Perlahan tapi pasti getar-getar rasa nikmat mulai menjalar ke seluruh nadiku…
Entah syetan apa yang berperan, lama-lama secara reflek aku mulai mengimbanginya dengan gerakan-gerakan kecil pinggulku….
Aku tidak bisa lagi berpikir jernih …..
Yang ada waktu itu hanya rasa malu, bercampur bingung yang sudah tertutup rasa nikmat yang mulai menjalar.
Malu karena aku yang selama ini selalu
menjaga diri dengan menutup rapat tubuhku, malam ini tubuhku nyaris
telanjang di depan laki-laki yang bukan suamiku.
Bingung,…mengapa getar-getar nikmat itu bisa ikut menjalar dalam kejadian seperti ini??
Bingung,…mengapa getar-getar nikmat itu bisa ikut menjalar dalam kejadian seperti ini??
AH mulai mempermainkan temponya, kadang dia percepat kemudian diperlambat….
Kadang dia benamkan dalam-dalam dan dia tahan sambil diputar-putarnya di dalam rongga senggamaku.
Sensasi yang aku rasakan pun semakin dahsyat….
Aku masih mencoba berpikir jernih bahwa
pebuatan itu terlarang, akan tetapi gataran-getaran rasa nikmat itu
seakan menepis semuanya…..
“Abang….aaaahhhhh….” Tiba-tiba AH
mempercepat tempo permainannya beberapa saat dan itu membuat aku
tersentak terbelalak mencoba menahan sesuatu yang mendesak kuat dari
dalam…..
Akan tetapi tanpa bisa aku bendung,
desakan-desakan itu semakin menguat dan….. “Abang..bang….!!
Aaaaccchhh……” Aku terbelalak, tanganku meremas kuat kepala AH dan kedua
kakiku terangkat tinggi sambil pahaku menjepit kuat-kuat paha AH.
Yaahh….sampailah aku pada orgasmeku….
Betapapun aku ingin menahannya,
kenyataannya aku tidak mampu. Daguku mendongak dan lenguhan kecilku
tidak bisa aku sembunyikan lagi…. Otot-otot senggamaku terasa
berdenyut-denyut meremas batang kemaluan AH yang masih tertanam
dalam-dalam.
AH tersenyum….entah apa arti senyumannya itu…
Sesaat kemudian aku terkulai lemas…
Mungkin karena dilihatnya aku mulai menikmati, dia semakin berani meneruskan aksinya…
AH memulai lagi mendorong dan menarik
kemaluannya, kali ini langsung dengan tempo yang cepat…. Aku yang sudah
lemas dibuatnya terengah-engah menahan serangannya. Dan dengan mata
terpejam, aku ikut menyambut gerakannya dengan goyangan pinggulku. AH
pun semakin liar menyetubuhiku. Sambil menggenjotku, tangan AH menjalar,
meremas kedua payudaraku dengan gemas. Ditariknya penutup BH-ku ke
atas, sehingga payudaraku pun kini terbebas sempurna dari kekangan, dan
dengan liarnya kedua payudaraku ikut bergoyang ke kiri ke kanan, ke atas
ke bawah seirama dengan goyangan dan genjotan AH.
AH semakin bernapsu… sembari menggoyang
tubuhku, puting merah muda payudaraku yang sudah berdiri dengan tegak
dijepit-nya dengan jari-nya, dipilin dengan gemas. Mulutnya juga
bergerak. Dikulum-nya kedua puting payudaraku, dipermainkannya dengan
lidah yang kasar. Aku hanya bisa melenguh seperti anak sapi.. “
Uuuuuugggghhhhhh.. ugggghhhhhh..”
Kemudian ditariknya tubuhku hingga
sejajar dengan tubuhnya, pahaku pun kemudian ditumpukannya di atas
paha-nya. Dengan posisi duduk seperti ini, clitorisku pun bergesekan
langsung dengan batang kemaluannya. Ah, aku hanya bisa menggigit bibir
bawahku utk menahan sensasi yang timbul.. nikmat sekali rasanya. Kupeluk
kepala AH dengan kedua tanganku.. tanpa malu-malu kupagut bibirnya
dengan bibirku. Lidah AH pun bergerak lincah.. menerobos masuk ke dalam
mulutku, membelit lidahku dengan ganas.
Aku semakin terbang..
Bersamaan dengan itu, tangan AH juga
bergerak lincah.. diremas-nya kedua payudaraku.. dan tak ketinggalan
putingnya dipelintir dengan jari-jari-nya. Bibirnya bergerak perlahan..
menyusuri bagian belakang telinga..kemudian bergerak ke bawah menyusuri
leherku yang jenjang.. dan tiba-tiba, bagian ular Cobra, gigi-nya
mematuk dan mulutnya mencupang leherku dengan keras.
Aku hanya bisa menjerit lirih..
Tidak berselang lama, tangan AH memeluk
tubuhku dengan erat.. puting payudaraku terasa bergesekan lembut dengan
rambut di dada-nya.. uh, geli kurasakan.
Dirapatkannya kedua paha-nya.. bongkahan
pantatku dipegang-nya dengan kedua tangan. Dibantunya pergerakan naik
turunku di atas pahanya.. semakin cepat dan cepat.
Bibirnya kembali mencari bibirku.. lidah
kami berdua kembali bertaut. Dan tiba-tiba dibenamkan kemaluannya
dalam-dalam hingga ujung kepala-nya terasa mentok di ujung rahimku, dan
kemudian menahannya sambil mengejan….”Uuurrgg…aaacchhhh…,
saaayyyaaaang…..” lenguhan panjangnya tepat di telingaku yg lebih pas
menyerupai bisikan tanpa getaran pita suara.
Rupanya dia mendapatkan orgasmenya. Aku
rasakan batang kemaluannya berdenyut-denyut di dalam liang senggamaku,
dan terasa beberapa kali semburan hangat benihnya dalam rahimku…
Ya….rahim yang saat itu sudah berisi janin dari suamiku…
Malam itu AH menuntaskan hajatnya denganku…
Setelah selesai dia ke kamar mandi, lalu
kembali ke kamarnya.. Aku termangu dan terkulai lemas di pembaringanku.
Kulihat jam di hp-ku menunjukkan pukul 2.48.Setelah itu kesadaran dan
akal sehatku mulai pulih…Aku menangis,… Aku merasa sangat
bersalah…!Bersalah pada suamiku…. Bersalah pada M sahabatku…
Aku hanya bisa menangis dan terus menangis.. tak bisa tidur lagi sampe pagi.
Keesokan paginya AH sms ke hpku,”Maaf
ya, aku khilaf tadi malam. Awalnya aku takut, tapi waktu aku lihat
Melati jg menikmatinya, jadi kebablasan deh.”
“Iya, abang kok bisa gitu sih ? Jangan diulangi ya…” Jawabku.
Aku termangu sendiri, berpikir mengapa itu bisa terjadi ??
Mengapa terjadi padaku..??
Dan parahnya lagi, mengapa aku semalam bisa menikmatinya…??
Aku mulai berfikir, apakah ini karena sebenarnya dalam alam bawah sadarku aku merindukan kehangatan dari suami ?
Memang selama ini urusan tempat tidurku
dengan suami lebih banyak terasa hambar. . Mungkin karena banyaknya
persoalan yang terpendam dan menumpuk aku selalu hampir tidak pernah
mencapai puncak. Apalagi setelah musibah gampa bumi, boleh dikatakan
tidak pernah suamiku menyentuhku. Sehingga semalam ketika terjadi
peristiwa itu aku hampir bisa dikatakan pasrah, tanpa perlawanan yang
berarti. Bahkan barangkali alam bawah sadarku sebenarnya
menginginkannya…
Ah…yang sudah terjadi biarlah berlalu, pikirku…
Aku hanya takut kalo kejadian tadi malam diketahui M, istrinya….
Mengingat M hanya tidur di kamar yang bersebelahan dengan kamarku…
Setelah malam itu hari-hari berlalu dan aku berusaha bersikap seperti tidak pernah terjadi apa-apa…
Aku tidak ingin M, istrinya tahu peristiwa malam itu…
Begitu juga kepada suamiku…. Aku simpan rapat2 peristiwa malam itu….
Waktu itu aku mulai berpikir, barangkali
benar apa yang dikatakan para Kyai di Pesantren itu Barangkali memang
sebaiknya aku berpisah dengan suamiku. Bukankah dia tidak bisa lagi
berlaku adil padaku ? Bukankah aku juga punya hak yang sama dengan istri
pertamanya ? Bukankah AH sudah membuka pintu harapan bagiku ? Dan
berbagai pernyataan batinku memenuhi benakku sekedar untuk mencari
pembenaran atas pemikiranku….
Dua minggu setelah peristiwa malam itu…..
Pagi-pagi AH pamit mau ikut gotong
royong memperbaiki rumah warga yang rusak karena gempa. Memang waktu itu
masih banyak rumah warga yang rusak dan kami di kampung itu menerapkan
sistem gotong royong saling membantu untuk memperbaikinya. Meskipun
bantuan dari masyarakat luar desa juga ada, akan tetapi kami selaku
warga yang tinggal di desa itu merasa tidak bisa berpangku tangan.
Setelah AH pergi, M istrinya juga pamit
mengantar anak-anaknya sekolah. Anaknya yang paling tua kelas 2 SD,
kedua TK dan yang ketiga belum sekolah. Sarana sekolah menjadi prioritas
perbaikan di desa kami, mengingat warga tidak bisa membiarkan anak-anak
mereka berlama-lama tidak sekolah. Jarak sekolah dari rumah AH kurang
lebih 15 menit dengan berjalan kaki. Jam 7.30 M berangkat dan biasanya
pulang sampai rumah sekitar jam 11.30 karena M harus menunggu anaknya
yang duduk di bangku TK.
Setelah M pergi maka aku mengerjakan
tugas-tugas di rumah mencuci baju dan bersih-bersih. Itung-itung aku
harus ikut meringankan pekerjaan M mengingat aku sudah banyak dibantu
selama ini. Sangat tidak pantas rasanya kalau aku hanya berpangku tangan
sementara mereka bekerja. Aku berusaha mengerjakan tugas-tugas itu
dengan baik, dan siang itu kurang lebih jam 10 selesai sudah semua
pekerjaan rumah. Badanku terasa capek dan aku segera beristirahat di
kamar.
Baru saja aku membaringkan badan, tiba2
ada suara salam dan ketukan di pintu depan. Aku terkejut, karena itu
suara AH. Aku segera mengenakan jilbab besarku dan belum sempurna aku
mengenakannya aku dengar langkah kaki AH sudah memasuki rumah. Aku
segera memberi tahu kalo M belum pulang. Maksudku supaya AH tidak masuk
rumah karena aku sendirian. Sangat tidak enak kalo ada yang tahu,
apalagi ini siang hari….
“Abang, M belum pulang. Abang jangan masuk…..!”
“Cuma mau ambil sekop kok,Dik…. Sebentar aja.”
Terdengar suara gaduh AH di belakang
mencari-cari sekop. Aku masih tetap di balik tirai kamar, tidak berani
keluar. Meski ada rasa khawatir, tapi jantungku mulai berdetak lebih
kencang. Bayangan-bayangan itu mulai muncul lagi….
“Ah….enggak ! Jangan sampai !” pikirku.
“Adik, lihat sekop ga ya ? Kok ga ada di sini ?”
“Di belakang situ kayaknya…” jawabku
“Tolong bantu cari dong…keburu mau dipake nih…”
Dengan perasaan cemas dan jantung yang
makin berdetak kencang aku keluar dan menunjukkan posisi sekop yang
tertindih barang-barang lain.
“Yups…ini dia…. Makasih ya… Adik udah makan belum ? lhoh, kok keliatan pucat sih?”
“Adik sakit ya? Udah, istirahat. Kasian kan kandungannya…”
“Ga pa pa kok….” Jawabku.
Aku segera mengambil langkah untuk
kembali masuk ke kamar melewati ruang tengah. Tiba-tiba tanpa kuduga AH
mendekap perutku dari belakang. Dia lingkarkan tangan kanannya ke perut
sambil sedikit ditariknya badanku, sehingga sekarang aku berada dalam
dekapannya. Belum hilang rasa kagetku, dia langsung dongakkan wajahku
dengan tangan kirinya sehingga wajahku menengadah dan berhadapan dengan
wajahnya. Spontan dia kulum bibirku sambil tangan kanannya mulai meraba
ke atas…..
“Jangan lagi Abang….Jangan…!” Aku memohon.
“Sebentar aja, Dik…” Jawabnya sambil terus mendekapku dengan kuat.
“Jangan….nanti M pulang lho… Akh..jangan….mmmhh…..”
Dia terus mengulum bibirku sambil mengelus payudaraku. Birahiku pun perlahan mulai bangkit.
Ya….sebuah rasa yang memang sudah agak
lama tidak aku dapatkan. Dari semenjak gempa, perjumpaanku dengan suami
sangatlah terbatas. Kalaupun berjumpa tidak pernah bisa ada ruang dan
waktu untuk privasi.
Sehingga ketika siang ini aku
mendapatkan perasaan itu maka terasa sulit juga untuk mengelak. Meskipun
aku juga khawatir kalau M tiba2 datang. Akan tetapi aku merasa sedikit
tenang, karena posisi ruang tengah ini tepat menghadap ke jalan dimana
jika M pulang maka 100 meter sebelum sampai pintu pasti terlihat dari
ruang ini, dan kami bisa segera menghindarkan diri dari penglihatan M.
AH bisa segera keluar dari pintu belakang dan kembali bekerja bakti.
Aksi kami pun berlanjut…. AH semakin ganas mengulum bibir dan lidahku….sambil diremasnya payudaraku dengan lembut…
Aku hanya bisa menggelinjang dan mendesah…..
“aaahhh….mmm…..abang….”
Dalam posisi masih bediri berhadapan AH
menarik bagian bawah jubahku. Rupanya dia mau menggarap bagian
senggamaku. Aku memberikan jalan dengan agak melonggarkan kakiku….
Benar saja, jari-jemari tangannya mulai
menelusup menembus celana dalamku. Dicarinya bagian clitorisku dan
dielus-elus dengan lembutnya…
Clitorisku mulai terasa basah dan
jari-jemarinya mulai terasa licin menelusuri permukaannya. Nafasku mulai
memburu dan aku mulai memekikkecil…”uuhh…aaaa…hhh..mmmhh….”ketika ujung
jari telunjuk-nya menerobos masuk ke liang senggamaku..
Aku semakin menggelinjang dan aku jepit jari-jemarinya dengan pahaku…
“Dikkkk …..” bisik AH di telingaku….
AH memelorotkan celana dalamku, dan
diapun membuka sedikit celananya sebatas turun ke lututnya. Aku sedikit
diangkatnya, rupanya AH menginginkan posisi sambil berdiri.
Aku pasrah ketika kepala kemaluannya
mulai menyeruak bibir senggamaku dari bawah dan menekannya ke
atas…..Bleesss…. Seluruh batang kemaluannya langsung masuk ke
senggamaku. senggamaku terasa penuh sesak dan kurasakan rahimku tertekan
ke atas…dan clitorisku langsung tertekan pangkal kemaluannya yg berbulu
lebat…
“Aaacchhhh……” Aku mendesah…
Seluruh batang kemaluannya tertanam di
liang senggamaku. Kami berpelukan dalam posisi aku dalam gendongannya.
AH tidak banyak bergerak rupanya dia faham kondisiku yang lagi hamil.
Dia menekan dengan kuat pantatku dengan tangannya dan memutar-mutar
batang kemaluannya. Seluruh dinding liang senggamakupun terasa diaduk
aduk, serta merta clitorisku menerima gesekan-gesekan lembut dari
pangkal kemaluannya dan itu menimbulkan rasa nikmat yang luar biasa….
Aku hanya terpejam menikmati permainan AH ini….
Hasratku naik dengan cepatnya, aku
memeluk lehernya dengan kuat. Dan bibir kami pun beradu dengan
beringas….lidah kami saling beradu untuk membelit dan akhirnya…..
“aaaaaaaaaaaa……mmmmmhh….abbaaaanng….”
aku tak bisa membendung orgasmeku yang datang begitu cepatnya. Aku remas
kepala AH dengan kuat untuk melepaskan energi yang besar itu.
Diputarnya tubuhku, sehingga posisi AH
ada di belakang-ku. Didorongnya tubuhku mendekati tembok..
diposisikannya kedua tanganku menempel ke tembok. Diangkatnya kembali
jubahku.. diposisikannya kembali kemaluannya di bongkahan pantatku.. ah
aku terkejut…
Akupun sedikit berteriak.. “..jangan abang.. jangan dimasukkan ke lubang pantattttt..”
AH hanya tersenyum, dan hanya berkata.. “..nggaaaak, sayaaangg.. aku cuma peengiiiin dari belakang..”.
Dan dengan perlahan kepala kemaluannya
menyeruak masuk ke bibir senggamaku. Uh, rasanya menakjubkan ketika
titik G-spot di dalam liang kemaluanku tersodok kepala kemaluannya yang
besar.
AH pun menggoyang kembali tubuhku..
Disingkapnya jubahku lebih ke atas..
tangannya kemudian meremas kedua payudaraku dari belakang. Meski masih
tertutup BH, tapi rasa geli akibat remasan tangan AH cukup terasa di
puting payudaraku yang sudah berdiri tegak..
Tidak berapa lama, desakan orgasme-ku
yang kedua pun mulai muncul. Kupeluk dan kutarik leher AH ke arahku..
aku ingin sekali orgasme sambil mencium bibir AH. Rupanya AH tahu
keinginanku.. bibir-nya pun segera mengulum bibirku, dan kemudian terasa
ledakan orgasme-ku yang kedua. Aarggghhhhhhhhhhhhhhh..
Setelah itu dibaringkannya aku di sofa, dan AH melanjutkan aksinya dengan gerakan memompa dengan cepat.
Setelah itu dibaringkannya aku di sofa, dan AH melanjutkan aksinya dengan gerakan memompa dengan cepat.
Tak berselang lama AH mengejan….mendekap tubuhku merapat makin kuat…..
Dia memejamkan matanya sambil melenguh
“aaaaaccchhhhh………..” Dan kemudian liang senggamaku pun terasa mendapat
kedutan-kedutan keras yang berlanjut dengan rasa banjir lahar panas
mengguyur di dalamnya. Aaargggghhh.. aku pun mendapat orgasme yang
ketiga.
Sesaat setelah itu, dia roboh ke sofa sambil nafasnya terengah-engah….
Batang kemaluannya terlepas dari senggamaku.
“Kamu luar biasa, Diiikkk…. hebat…”
Jam menunjukkan pukul 11.05…
Sudah dekat waktunya M pulang. Maka aku minta AH untuk segera keluar rumah sebelum M pulang.
Aku membersihkan sofa, barangkali ada
sisa-sisa sperma AH yang tumpah. Setelah itu aku mandi membersihkan diri
dan memulihkan kesegaranku.
Kurang lebih 2 bulan setelah itu aku
benar-benar minta cerai dari suamiku, dan akhirnya kamipun bercerai.
Tapi anehnya… aku tidak merasa terlalu berduka dengan perceraian itu.
Waktu itu usia kandungankku 6 bulan. Berarti aku mempunyai masa idah
selama kurang lebih 3 bulan sampai anakku lahir.
Suamiku memang orang yang bertanggung
jawab. Sebulan setelah perceraianku, dia menyewakanku sebuah rumah (yang
cukup sederhana karena baru direnovasi seadanya setelah gempa). Rumah
itu cukup mungil dan berada di pinggir desa. Tepatnya agak terpisah dari
desa dan berada di areal persawahan dan itu satu-satunya rumah di situ.
Tetangga terdekat berjarak sekitar 100 meter dari rumah itu dan kurang
lebih 300 meter dari rumah AH. Aku menempati rumah itu seorang diri.
Terkadang aku masih bertandang ke rumah M untuk sekedar silaturahim.
Suamiku pun seminggu sekali masih datang menjengukku sekedar menanyakan dan memenuhi kebutuhan sehari-hariku.
Suamiku pun seminggu sekali masih datang menjengukku sekedar menanyakan dan memenuhi kebutuhan sehari-hariku.
Suatu malam, nada sms di hp-ku berdering dan aku terkejut bangun karenanya.
Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 23.45. Ternyata dari AH…”Adik…belum tidur kan ??”
Aku tidak menjawabnya karena memang aku
rasa sudah malam dan aku masih mengantuk. Akan tetapi tidak berselang
lama, nada panggilan berdering dari hp-ku. AH misscall. Akhirnya dg agak
malas aku jawab smsnya, “Da pa sih ? Dah malam ni…”
Dia jawab lagi, “Jangan tidur dulu ya, 10 menit lagi aku datang…”
Deg…aku terperanjat….! Gila juga ni orang…
Tiba-tiba perasaanku campur aduk gak karuan….
Terbayang lagi peristiwa-peristiwa yang lalu….
Duh…Mau ngapain ini orang, pikirku. Dah malam gini……
“Eh…ngapain ?! Jangan gila ah….!” Jawabku
“Aku baru pulang dari Jakarta, ada oleh2 buat Adik nih… he he”
“Ga enak kalo aku bawa pulang, ntar ketauan M kan ?” Jawabnya.
Kurang lebih 15 menit berselang
terdengar ketukan halus di pintu depanku. Aku segera mengenakan jilbab
hitam besarku dan berjalan mendekati pintu dan mengintip dari balik
tirai. Ternyata benar, AH yang datang. Nekat juga AH ini…
Begitu slot kunci aku buka, dia langsung nyelonong menerobos masuk rumah. Aku merasa gak enak dan khawatir kalau ada orang yang mengetahui kedatangan AH ke rumahku malam2 begini.
Begitu slot kunci aku buka, dia langsung nyelonong menerobos masuk rumah. Aku merasa gak enak dan khawatir kalau ada orang yang mengetahui kedatangan AH ke rumahku malam2 begini.
“Ada apa sih ? Gak enak kalo ada yang tahu…”
“Tenang…aku dah survei keadaan, aman. Tadi aku turun di ujung jalan dan jalan kaki ke sini…” Jawabnya.
Dia mengeluarkan bungkusan dari dalam
tas dan memberikannya padaku. Setelah aku buka, ternyata 2 stel baju.
Satu stel jubah hijau tua lengkap dengan jilbabnya dan satu lagi gaun
tidur warna biru yang sangat cantik.
“Makasih yaaa…. Udah, sana pulang….” Aku tidak bisa menyembunyikan kegembiraankku…
“Kok langsung disuruh pulang…?! Abang pengen liat Adik pake dulu baju ini…”
Aku mencoba menolak karena memang sudah
malam dan aku benar2 masih khawatir kalau ada orang yang tahu. Akan
tetapi bukan AH namanya kalau mudah menyerah. Akhirnya aku turuti
permintaannya. Aku ke kamar mandi dan berganti baju yang baru
dibelikannya.
Keluar dari kamar mandi aku mengenakan
baju jubah hijau dan jilbab besarnya. Terasa pas banget di badanku,
seakan-akan baju ini memang dijahit untukku. Aku melihat sudah ada 2
gelas teh panas di meja. Rupanya selama aku di kamar mandi dia
menyiapkan teh panas itu. Hmmm….dasar AH, pikirku…
AH izin untuk mandi, karena dari
perjalanan jauh badannya terasa capek dan berkeringat. Akkupun
mengizinkannya. Dia masuk ke kamar mandi sambil membawa air panas sisa
membuat teh barusan.
Setelah selesai mandi AH keluar dengan mengenakan kaos yang bersih dan badannya terlihat segar.
Kami terlibat obrolan2 ringan sambil
menikmati teh panas. Obrolan kami berkisar cerita AH yang baru merintis
usaha baru di Jakarta sampai akhirnya ke kondisi kehamilanku yang waktu
itu sudah memasuki usia 7 bulan. Dia sangat perhatian padaku dan banyak
memberi saran ini itu untuk kesehatanku dan kandunganku.
Diam-diam aku semakin merasa nyaman dan senang dengan perhatiannya…
Tanpa aku sadari tiba-tiba tangan kanan AH sudah berada di kepalaku dan dibelainya jilbabku dengan lembut. Aku mencoba mengelak, tapi nampaknya AH membaca kepura-puraanku. Dielusnya dari atas ke bawah….dan sampai di tengkuk, dipijitnya dengan lembut dengan gerakan memutar ibu jarinya. Lama kelamaan akupun sangat menikmati pijatan demi pijatannya. Karena malam itu badanku memang terasa kaku dan capek sekali…
Tanpa aku sadari tiba-tiba tangan kanan AH sudah berada di kepalaku dan dibelainya jilbabku dengan lembut. Aku mencoba mengelak, tapi nampaknya AH membaca kepura-puraanku. Dielusnya dari atas ke bawah….dan sampai di tengkuk, dipijitnya dengan lembut dengan gerakan memutar ibu jarinya. Lama kelamaan akupun sangat menikmati pijatan demi pijatannya. Karena malam itu badanku memang terasa kaku dan capek sekali…
Akhirnya pijitannya turun ke lengan dan punggungku. Agak lama dia pijat bagian tersebut dan akupun semakin menikmatinya…
Entah berapa lama aksi itu berlangsung,
tiba2 kurasakan hembusan hawa hangat di leherku. Ya,…AH mencium bagian
belakang leherku dari balik jilbabku. Aku agak kaget, tapi pasrah.
Mungkin karena suasana yang seperti itu membuat hasratku pelan-pelan
bangkit. Rupanya AH faham akan hal itu…
Dia terus menciumi leherku dari
belakang, dan akhirnya dibalikkannya tubuhku hingga kami berhadapan.
Aksinyapun dilanjutkan dengan ciumannya di bibirku…
Dilumatnya bibirku dengan lembutnya, dan akupun meresponnya. Aku buka bibirku dan lidah kamipun beradu dengan beringasnya….
Dilumatnya bibirku dengan lembutnya, dan akupun meresponnya. Aku buka bibirku dan lidah kamipun beradu dengan beringasnya….
Untuk kesekian kalinya aku kehilangan
akal sehatku. Tapi aku pikir sudah kepalang basah. Bukankah aku sudah
dicerai dan AH pun sudah memberikan harapan untukku ?
Apalagi aku dalam kondisi hamil….
Jadi amanlah aku pikir…
Aksi kami pun berlanjut…
Sambil berciuman tangan AH menelusup di
balik jilbab dan meraba-raba dadaku. Nafasku mulai memburu dan
kuberanikan diri meraba selangkang AH. Terasa betapa kemaluannya sudah
mengeras….besar dan panjang. AH membuka resleting celananya untuk
memberi jalan padaku supaya lebih leluasa memegang kemaluannya.
“Deg….” Ternyata kemaluannya sangat
besar dan keras terasa dalam genggamanku. Aku tidak berani melihat, akan
tetapi aku rasakan ada cukup sisa panjang kemaluannya yang tersembul
dari genggamanku.
Terdengar AH berbisik.. “adik.. tolong dikocok..”.
Selama aku menikah, belum pernah
sekalipun aku memegang kemaluan suamiku.. apalagi kemudian mengocoknya.
Dengan rasa takut, perlahan-lahan, aku kocok batang kemaluan AH.. mulut
kami pun kembali saling beradu.
Tak berapa lama, kurasakan batang
kemaluan AH semakin membesar dan mengeras. Akhirnya kuberanikan diri
untuk melirik kemaluan AH. Ahhhhhh.. tak kunyana tak kusangka, kepala
kemaluan AH sangat besar.. dan terlihat berkilap karena cairan mazi
sudah mulai keluar dari celah di kepala kemaluannya.
Kembali terdengar AH berbisik.. “adik.. tolong dicium..”
Aku kaget setengah mati mendengar permintaannya, dan kujawab “..maaf, bang.. aku belum pernah.. aku takut…”
AH pun menjawab.. “ya sekarang dicoba..”
Pundakku pun ditekan kedua tangan AH
yang kekar ke bawah.. kakiku pun bertumpu pada kedua lututku.. posisi
kepalaku menjadi sejajar dengan kemaluan AH. Dan untuk pertama kali-nya
dalam hidupku, aku melihat kemaluan seorang pria dewasa yang sedang
terangsang. Bentuknya aneh.. urat-uratnya terlihat jelas bagaikan akar
yang mengelilingi batang pohon.. rambut kemaluannya terlihat ikal dan
cukup tebal. Dan ternyata lebih aneh lagi pada saat kucium bau-nya..
tapi entah kenapa, tiba-tiba aku semakin terangsang dengan kondisi itu..
kurasakan ada sedikit cairan yang menetes keluar dari liang
senggamaku..
Dengan hati berdebar karena takut..
kucoba mendekatkan diri ke kepala kemaluan AH. Perlahan-lahan kujilat
dengan ujung lidahku.. kemudian aku menengadah ke atas.. kulihat muka
AH, matanya terpejam menikmati sentuhan ujung lidahku.. aku menjadi
semakin bersemangat.. kujilat kembali kepala kemaluannya..
berulang-ulang seperti anak kecil yang sedang menikmati permen lolipop..
ujung lidahku pun bergerak menyelusuri batang kemaluannya.. ke bawah
dan terus ke bawah hingga pangkal-nya. Kemudian kubalik arah-nya,
kususuri dari pangkal hingga kepala.. berulang-ulang.
Mulut AH pun melenguh..
Tiba-tiba, pada saat mulutku menjilat
kepala kemaluan untuk yang kesekian kali, kedua tangan AH yang kekar
memegang kepalaku.. dan ditariknya kepalaku ke depan.. masuklah kepala
kemaluan AH ke dalam mulutku.. Akupun tersedak.. hueeekkksss… hampir
muntah rasanya.
Akupun marah.. “..abang.. kenapa dimasukkan ke mulutku..?
AH menjawab.. “..aku sudah nggak tahan, dikkk.. tolong hisap…. tolong..”
Aku segera bangkit berdiri.. aku marah sekali.. kurapikan jubah yang kukenakan.. dan duduk di sofa membelakangi AH.
Melihat aku marah, AH memeluku dari
belakang.. dan berbisik di telingaku.. “..maafkan abang yahhhhh.. kamu
jangan marah.. abang janji nggak akan mengulangi lagi..”.
Diremasnya kedua payudaraku dengan
lembut.. berulang-ulang.. mulutnya pun menjilati bagian belakang
telingaku. Meski masih tertutup jilbab, tapi perbuatan AH di belakang
telingaku membuat bulu kudukku meremang.. dan membuat menggelinjang
menahan geli.
Mendapat perlakuakn seperti itu, aku-pun
luluh.. kusambut mulut AH yang ada disampingku telingaku dengan ciuman
yang ganas.. lidah kamipun saling memagut satu dengan yang lain..
Kami terlibat dalam percumbuan yang
cukup dahsyat, masing-masing dari kami saling merangsang dengan
hebatnya. Aku sudah tidak peduli lagi apa yang akan terjadi selanjutnya,
saat AH mengangkat tubuhku ke dalam kamar.
Dibaringkannya tubuhku di kasur dan kami
melanjutkan percumbuan kami. Dia semakin berani, disibakkannya jilbab
besar yang aku pakai dan ciumannya kini mulai turun ke leher dan daerah
payudara. Akupun semakin menggelinjang gak karuan…
AH pun makin menggila, dibukanya kancing
jubah yg aku kenakan sekaligus celana dalamku. Dan untuk pertama
kali-nya, aku telanjang bulat di depan AH. Entah setan mana lagi yang
meracuniku sampai rasa maluku malam itu benar2 hilang. Yang ada hanya
hasrat yang memuncak dalam birahi. Aku selalu menantikan aksi
selanjutnya dari AH….
Mulutnya kembali mengulum mulutku..
kemudian bergerak ke bawah, menelusuri leher-ku yang jenjang.. turun dan
terus turun.. dan secara perlahan dikecup-nya pangkal payudara-ku yang
putih.
Tiba-tiba aku tersentak dan menjerit
lirih, ketika kecupan lembut AH berubah menjadi cupangan dan gigitan
yang terasa menyakitkan. “.. ah, abang.. jangan digigit.. sakit..”.
AH hanya tersenyum dan menjawab “.. maaf sayang.. aku gemas dengan payudaramu..”
Lidahnya bergerak lincah.. puting
payudaraku dipermainkannya.. bergantian kiri dan kanan.. berulang-ulang
entah berapa kali. Dan kembali aku tersentak dan hanya bisa menjerit
lirih, ketika mendadak puting payudaraku dihisap AH dengan keras.
“..abaaaaanngggg.. uuuggghhhh..” Di tengah nafsu yang melanda, sulit
sekali aku membedakan antara sakit dan nikmat akibat hisapan itu.
Bosan bermain-main dengan dadaku, AH pun mulai mencumbui bagian bawahku. Lidahnya mulai menjilati rambut kemaluanku.
Dengan suara gemetar karena menahan
nafsu, terdengar AH berbisik “..Aadiik.. rambut kemaluanmu bagus..
rapiiii.. abang juga kangen dengan baunya.. harum..”.
Aku hanya tersenyum malu, dan kedua
tanganku pun meremas rambut kepala AH dengan gemas. Duh, sudah tidak
sabar rasanya merasakan clitorisku di oral oleh AH.
Tidak berapa lama keinginanku pun
terkabul, clitoriskumulai diisap-isap dan dijilat-jilatnya. Aku
menggelinjang sangat hebat sampai pantatku terangkat-angkat tidak
karuan….lenguhan-lenguhan kecilku menambah panasnya ranjangku malam
itu…. ”hhh….ssshhh… aaachh…. abang… aaahh…mmmm….”
Dia bertahan beberapa saat di permainan
itu sampai akhirnya aku setengah
berteriak,…”Aaaaccchhh…..abaaanggg….aaaaaaahhhhhh” Aku remas rambutnya
dan kakiku menjepit kuat lehernya. Yah….aku orgasme….
Suatu kenikmatan yang aku jadi merindukannya…..
Setelah beberapa saat aku terkulai lemas….
AH menciumi wajah dan bibirku sambil tersenyum puas….”Iiihhhh nikmat banget ya….??? Sampe gitu-gitunya….” selorohnya menggoda.
Aku hanya terpejam…..terpejam sambil tersenyum puas….
Aku menarik selimut untuk menutupi
tubuhku yang telanjang bulat. Bagaimanapun juga masih ada rasa malu
ketika aku tahu AH melihat tubuhku tanpa busana seperti ini.
Beberapa saat setelah itu sambil aku
masih terbaring berselimut AH kembali mengurut kakiku. Rupanya dia
memahami kondisiku malam itu. Badanku yang memang terasa letih makin
lemas rasanya ketika harus meledakkan energi orgasme yang cukup dahsyat
barusan. Dia mulai memijit jari-jemari kakiku, kemudian telapak kaki.
Dipijatnya dengan lembut bagian itu sampai aku benar-benar merasa cukup.
Kemudian pijatannya mulai naik ke betis dan di kanan kiri tulang
keringku, sampai ke lutut. Setelah dirasa cukup, mulai telapak tanganku
dipijatnya merata sampai ke bahu. Benar-benar relaksasi yang bisa
mengendorkan seluruh syaraf dan otot tubuhku. Aku sangat menikmati
pijatannya, sampai akhirnya (barangkali) aku tertidur….
Tiba-tiba aku merasakan birahiku
merambat naik lagi… Aku tersadar… Ternyata AH mulai merangsangku lagi.
Kali ini dia langsung ke clitorisku. Pelan tapi pasti hasratku mulai
memuncak lagi. Aku mulai melenguh dan pantatku terangkat-angkat…
Digosoknya clitorisku yang sudah licin
dengan jarinya, dan sesekali dimasukkannya jarinya ke senggamaku dengan
gerakan keluar masuk. Aku terbelalak, nafasku mulai memburu lagi dan
tanganku mencari-cari kepalanya. Aku tarik kepalanya dan refleks kami
bercumbu lagi dengan hebatnya. Lidahnya menyapu langit-langit mulutku
dan itu membuat aku semakin beringas seakan mau menelan lidahnya
bulat-bulat.
Setelah dia rasa aku cukup pemanasan,
dia membuka kakiku dan memasang posisi siap beraksi… “Gantian ya Dik,
abang belum dapat tadi….” bisiknya di telingaku.
Aku hanya terpejam….
“Hati-hati lho, perutku udah besar…” bisikku
“Tenang sayang, aku tahu caranya kok…nikmati saja ya.. coba kamu naik di atasku, sayang….”
Akupun menuruti kemauannya. Aku segera
naik ke atas tubuh AH. AH mengelus pantatku sesaat, sebelum aku rasakan
kemaluannya mulai menyeruak bibir senggamaku. Mendesak masuk, pelan tapi
pasti…
Agak susah masuknya, barangkali dengan
posisi itu liang senggamaku menjadi lebih rapat. Dia terus mendorong
dengan mantap sampai akhirnya seluruh batang kemaluannya tertanam di
liangku.
Aku terbelalak….
AH mulai meremas kedua payudaraku..
dimainkannya kedua putingku dengan ujung jari-nya. Akupun mengimbangi
dengan gerakan naik turun.. kurasakan clitorisku menggesek rambut
kemaluannya.. uh geli dan nikmat.
Aku rasakan gesekan-gesekan kemaluan
besarnya di dalam liang senggamaku mengaduk-aduk G-spotnya. Aku mulai
mendesah dan melenguh lagi dan pasrah dalam kenikmatan yang semakin lama
semakin memuncak….
Tak selang lama, AH melenguh
panjang,…”Uuuuuuggghhhh…..diiikkkkk….” Rupanya dia sudah orgasme duluan.
Ditariknya pantatku kuat-kuat dan dibenamkan seluruh batang kemaluannya
dalam-dalam. Aku rasakan semburan benihnya amat banyak di dalam rongga
senggamaku, sampai aku merasakan ada sebagian yang keluar mengalir turun
di pahaku. Setelah itu disuruhnya aku berbaring dan kembali kami
berpelukan dengan kuatnya melepaskan energi yg cukup besar itu.
Setelah nafasnya agak teratur, AH
kembali memulai permainannya. Sekarang posisi aku terlentang di bawah
dan AH menopang badannya di atasku. Ia mulai memasukkan dan memainkan
lagi kemaluannya di dalam senggamaku. Luar biasa, tahan lama juga
rupanya…
Dia menopang badannya dengan kedua
tangan, sehingga perutku aman dari tekanan berat tubuhnya. Dia
permainkan kemaluannya di dalam liang senggamaku, diputar-putar dan
ditarik keluar masuk perlahan-lahan….kadang agak dipercepat. Terdengar
bunyi “crot-crot…” berulang-ulang karena beradunya kelamin kami yang
sudah sangat basah.
Dalam gerakan-gerakan dan gesekan antar
kelamin yang penuh birahi itu tak lama kemudian aku mendapatkan lagi
puncak orgasmeku…. Orgasme yang kedua, yang aku rasakan jauh lebih
dahsyat dari orgasmeku yang pertama tadi..
Aku mengejan dan terbelalak, “Uuuuaaaacchhh….. abaanggg… aku sudah mau keluar..”
AH membalas, “.. tahan sebentar ya.. aku juga sudah mau keluar.. kita bareng-bareng yah..”
Dipercepatnya gerakan keluar masuk
batang kemaluannya.. cepat, cepat, cepat dan semakin cepat.. hingga
akhirnya aku berteriakkk…. “..aaaaahhhhhh……..akh…akhhhh.. ……”
Seluruh otot di tubuhku serasa
melepaskan beban yang sangat berat… Aku peluk erat kepala AH dan kakiku
menjepit kuat pinggangnya untuk kedua kalinya malam itu. Dan AH pun
menyusul berteriak.. “..aaaaahhhhhhhhhh..”. Dibenamkannya kemaluannya
dalam-dalam di liang senggamaku.. terasa cairan panas memenuhi rahimku.
Tubuhnya menggelepar hebat di atas tubuhku.. tuntas sudah.
Nafas kami memburu beradu dengan nafasnya.
Ciuman kami beradu dengan kuatnya seakan tak mau kami lepaskan. Kami sama-sama terengah-engah malam itu, bermandikan keringat.
Setelah itu,AH memeluk tubuhku dengan
lembut dari arah belakang.. lengannya yang kekar melingkar di leherku..
dan kepalaku pun akhirnya disandarkannya di dadanya yang bidang.
Dikecup-nya keningku, kedua mataku, kedua pipiku,ujung hidung-ku.. dan
mulutku. Kupejamkan mataku.. damai sekali aku rasakan waktu itu, rasanya
aku sudah memiliki suami yang benar-benar bisa membuatku bahagia. Kami
pun akhirnya tertidur pulas..
Sampai waktu terdengar adzan subuh kami
terbangun, dan ternyata posisi kami masih belum berubah.. tubuhku masih
ada di dalam pelukan tangannya.
Hari-hari selanjutnya kami sering
melakukan hubungan layaknya suami istri di rumah itu.. dan aku pun
akhirnya berani melakukan oral sex ke AH. Bahkan, AH sengaja membawakan
VCD porno untuk mengajariku bagaimana melakukan oral sex.. sampai
akhirnya kami berdua sering melakukan oral sex secara bersamaan..
Kedatangan AH ke rumahku selalu malam
hari, kadang langsung pulang dan terkadang tidur sampai pagi. Jika
sampai pagi biasanya AH pas dalam perjalanan pulang dari luar kota.
Pernah suatu saat kami melakukannya di
kawasan wisata di kota kami. Dengan alasan kepada istrinya ada urusan
bisnis di Jakarta. Kami menginap selama 3 hari di kawasan pegunungan
itu. Dengan penampilanku yang seperti ini, tidak ada orang yang curiga
apalagi aku dalam kondisi hamil yang mulai besar. Orang pasti mengira
kami pasangan suami istri….
Sebenarnya aku sadar bahwa aku telah
melakukan dosa besar. Akan tetapi aku selalu tidak mampu menolak rayuan
AH dan aku selalu terjerumus lagi….dan lagi….
Sampailah hari kelahiran anakku pada
bulan Desember 2006. Aku diantar suamiku ke rumah sakit untuk
persalinan. Dia menunggui dan mendampingi aku sampai anaknya benar2
lahir.
Setelah kelahiran anakku maka
berakhirlah masa iddahku, yang berarti aku benar-benar sudah lepas dari
ikatan suamiku. Tidak berselang lama AH benar-benar menikahi aku setelah
mendapat persetujuan dari M istrinya.
Akan tetapi ternyata pernikahannku
dengan AH tidak bertahan lama, karena aku baru tahu sifat aslinya
setelah aku menikah dengannya.
Memang dalam hal ranjang dia sangat
memuaskan, akan tetapi tabiat aslinya yang amat kasar ternyata baru
muncul setelah menikah. Seringkali hanya karena permasalahan kecil aku
harus menerima pukulan darinya. Belum lagi caci maki yang sering keluar
kari mulutnya. Selama 3 bulan aku menikah dengannya akhirnya aku tidak
kuat dengan perlakuannya. Dan kembali aku minta cerai darinya….
Akhirnya aku berpisah dengan AH dalam kondisi aku hamil 1 bulan.
Sekarang anakku dari AH sudah berumur 3 tahun dan aku masih hidup menjanda bersama kedua anakku.
http://www.tantegirangbugil.com/cerita-dewasa-isteri-muda-kesepian/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar